Gerimis

Bersama rintik gerimis ini, aku jadi teringat saat aku singgah ke kotamu beberapa waktu lalu. Aku seolah bisa merasakan kembali rintik lembut air yang turun bagaikan butiran salju – meksi aku belum pernah melihat salju dengan mata kepalaku sendiri -, butiran air yang lebih tampak mengambang, daripada terjun bebas. Kadang aku rindu suasana alam yang sendu seperti itu.

Kotamu bukanlah sebuah kota yang besar dan penuh dengan gedung megah, namun aku merasakan banyak daya tarik di sana. Serasa magis.

Ia  menawarkan sebuah pemandangan yang menyejukkan mata, di kaki sebuah gunung yang tidaklah tinggi, yang dibayangi gunung lainnya yang menjulang di belakangnya.

Dalam perjalanan, aku sudah bisa menikmati jalan-jalan menikung yang sesekali menawarkan pemandangan yang sama menyejukkannya di mataku. Kadang dari ladang yang lebih rendah dari jalan yang aku lewati, kadang dari pohon-pohon di tepian jalan, namun kadang dari puncak gunung kecil yang memayungi kotamu itu.

Walau tidak tinggi, aku pernah sekali naik ke puncak gunung itu, jauh sebelum aku mengenalmu. Dan aku juga melihat pemandangan yang memukau dari atas gunung itu saat sunrise.

Walau apa yang aku dapatkan setelahnya tidaklah sama dengan yang aku harapkan sebelum keberangkatanku. Tapi aku tak menyesal telah berusaha jujur padamu, terlebih pada diriku sendiri.

Mungkin memang tidak semudah itu aku bisa masuk dalam kehidupan pribadimu, mungkin memang aku terlalu cepat menginvasi privasimu. Tapi itulah aku, kadang memang aku terlalu spontan tanpa menyadari adanya batasan yang harus aku jaga dari melewatinya.

Kalau aku boleh jujur, saat itulah saat pertama kalinya aku berani mengungkapkan perasaanku kepada seorang gadis. Dengan langsung, face to face.

Baru saat bersama kamu aku memiliki tekat dan keberanian yang sebegitu besar untuk mengutarakan isi hatiku. Sepanjang perjalanan hidupku, tak banyak kisah yang pernah aku jalin. Dan aku berharap kisahku denganmu bisa menjadi kisah terakhirku. Aku sudah begitu yakin padamu, saat itu.

Lelaki dan Pembuktian

Save it here. My first ever marks online 🙂

Pojok Biru

image

Aku tidak pernah jatuh cinta padanya sebelumnya. Bagaimanalah, untuk aku yang pernah jatuh terlalu dalam lalu terperosok hingga patah oleh cinta, definisi cinta menjadi begitu lain bagiku. Cinta yang sebelumnya kudefinisikan sebagai seseorang yang begini begitu, kini tak lagi begitu. Cinta bukan sekadar tentang siapa, tapi bagaimana. Yang kemudian aku percaya pasti, cinta itu adalah pembuktian, keyakinan, serta restu semua pihak. Maka, ketika dia datang, menawarkan pembuktian, aku mulai bertanya-tanya. Lalu Dia menjawab lewat restu-Nya yang begitu terasa dari hati yang yakin, diikuti keyakinan semua orang terdekat. Apakah aku jatuh cinta saat itu? Aku tidak tahu. Sungguh. Bagaimanalah, aku bahkan baru saja mengenalnya. Aku hanya yakin, dialah lelaki yang dijanjikan Tuhan.

Lihat pos aslinya 622 kata lagi

9 Tahun Berkenalan dengan Blogging, Here I Am.

Hampir 9 tahun tepat saya mulai mengenal blog seminggu ke depan. Tepatnya adalah tanggal 7 April 2007 saat saya pertama kali berkenalan dengan yang namanya blogging dengan mendaftar di WordPress dengan nama aneh blog ini.

Perkenalan itu saya lakukan dari awalnya membaca salah satu halaman di tabloid yang isinya mengulas berbagai blog – blog unik di blogosphere – begitu kami menyebutnya saat itu – dunia per-blog-an tanah air.

Setelah mendaftar saya pun tentunya tidak lantas diam saja. Karena dari apa yang saya baca bisa saya bayangkan serunya terjun dalam komunitas para blogger yang banyak berbagi cerita satu sama lain kemudian menanggapinya dalam komentar yang rasanya sangat menyenangkan.

Bahkan saya seolah memiliki dunia kedua selain dunia offline saya .

Saya mulai sering juga mengunjungi blog – blog para master, halah, yang disebutkan dari artikel di tabloid itu. Berkomentar di sana, di komentari balik, menemukan blogger lain ikut berkomentar dan mengomentari balik blogger ‘lainnya’ ini.

Tak lama, daftar ‘teman’ yang saya dapatkan dari ngeblog ini jadi sangat banyak, bisa dilihat saja di sidebar blog ini jumlahnya sudah sangat banyak bukan?

Long story short

Yah, semua itu awalnya memang hanya penasaran dan coba – coba. Seperti banyak kisah orang lainnya juga.

Tak tahu nanti akan bermuara pada apa, yang penting saat itu saya terterik dan makin tenggelam di dalamdunia lain yang disebut blogging.

Mungkin karena saya sudah dari dulu saat SD sudah sok sering menulis, jadinya bisa menikmati menulis di blog dengan enjoy.

Ditambah lagi nuansa persahabatan yang saat itu saya tidak jumpai, atau tepatnya absent secara tiba – tiba, di dunia offline saya. Rasanya bersosialisasi di dunia blogging merupakan pilihan, kalau tidak lebih tepat disebut pelarian, yang tepat bagi saya.

Lalu kemana saya sekarang?

Setelah setahunan lebih saya menulis di sini saja, akhirnya kejenuhan mulai menghampiri saya. Walau saya tidak bisa berpindah dari platform lain untuk menulis online, akhirnya saya putuskan untuk berpindah ke versi berbayar dari WordPress. Yaitu dengan hosting dan domain sendiri.

Mulai dari situ saya belajar lagi berbagai hal dan makin tahu tentang WordPress, mulai kenal dengan hosting dan cara menjadikan blog – blog saya tersebut memberikan imbal balik beberapa recehan pada saya untuk mengganti ongkos sewa hosting dan bayar domainnya.

Berlanjut lagi, makin ke sini saya makin banyak belajar, hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuat SragenWeb.com.

Sesuai dengan namanya yang dilatar belakangi keberadaan saya di kota Sragen, website ini tujuannya adalah sebagai penyedia Jasa Pembuatan Website di Sragen.

Rasanya sudah waktunya menjadikan hobby ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi saya dan juga orang lain yang perlu tapi tidak tahu cara membuat website.

Sekian, report terbaru saya setelah setahun tidak menulis di sini. Semoga bermanfaat, selamat gajian di bulan April 😛

2013 in review; A Comback Preparation.

Sebelum benar – benar memulai untuk menghidupkan blog ini lagi, ada bainya yang udah didapet kemarin dishare dulu. See You at 2014!

The WordPress.com stats helper monkeys prepared a 2013 annual report for this blog.

Here’s an excerpt:

The concert hall at the Sydney Opera House holds 2,700 people. This blog was viewed about 9,600 times in 2013. If it were a concert at Sydney Opera House, it would take about 4 sold-out performances for that many people to see it.

Click here to see the complete report.

I Will not Update this Blog Anymore Again, Ever

Judul posting di atas bisa juga diganti “Blog ini saya hentikan“. Saya sangat sayang dengan blog ini sebenarnya. Karena di sinilah awalnya saya berkenalan dengan yang namanya blog. Setelah membuat dan mengisi blog inilah saya tertarik untuk membuat banyak blog di blogger atau juga blog – blog saya yang lain yang saya hosting sendiri.

Sebenarnya rasanya juga berat, namun saya harus memutuskan untuk berhenti mengupdate blog ini lagi mulai hari ini, karena saya telah berencana untuk menjadi blogger yang menjadikan blog sebagai salah satu sumber income pada tahun 2012 ini. Sehingga untuk sekedar membagi perhatian saya pada blog ini bukanlah pilihan yang bagus lagi menurut saya. 

Jadi sekali lagi, blog ini saya tinggalkan, tidak akan saya hapus namun juga tidak akan saya isi dengan posting terbaru. Untuk anda yang memiliki pertanyaan tentang posting di blog ini, bisa mengunjungi saya di http://www.abouttiyo.web.id atau juga di Facebook dan juga twitter di @abouttiyo atau juga @kamtiyono. Sekian terimakasih.